May2nd, 2019 - Al Qur’an 0 RPP Membina Akidah MI 3 R1 2 Buku Membina Akidah dan Akhlak 3 untuk Kelas III Madrasah Ibtidaiyah terbitan PT Tiga Serangkai Pustaka UPAYA GURU PAI DALAM MEMBINA AKHLAK SISWA DI SEKOLAH 1 / 7. May 10th, 2019 - 1 Bagaimana upaya guru PAI dalam membina akhlak siswa di SMP Negeri 3 Kuala Tungkal 2 Apa problematika
DIDIKPOSCOM – Kementerian Agama Republik Indonesia (Kemenag RI) dan Telkomsel bekerjasama menyediakan Kouta Internet bagi Madrasah. Program bertajuk Penyediaan Kuota Terjangkau ini dialokasikan bagi lebih dari 80 ribu madrasah di seluruh Indonesia. “Semua tingkat madrasah dapat menerima manfaat dari program tersebut, mulai
LembaranLKS yang menyebutkan ciri-ciri orang munafik sebagai contoh ingkar janji saat pacaran. foto: istimewa. SURABAYA, Buku Lembaga Kerja Siswa (LKS) Kelas V Madrasah Ibtidaiyah (MI) menjadi sorotan. Pasalnya, di LKS tersebut menyebutkan ciri-ciri orang munafik sebagai contoh ingkar janji saat pacaran.. Hal itu pun
SemogaTuhan Yang Maha Esa meridhoi janji kami dengan Taufiq dan Hidayah-Nya. BAB V Setingkat usia siswa Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah (Mt) dan berusia 7 s/d 12 tahun PMR Madya Setingkat siswa SLTP / Madrasah Tsanawiyah (Mts) dan berusia 13 s/d 16 tahun; PMR Wira Setingkat siswa SLTA,SMK / Madrasah Aliyah (MA) dan berusia 17 s/d
DENGANAKHLAK SISWA DI MADRASAH IBT1DAIYAH DARUSSALAM BANCAK KECAMATAN BANCAK KABUPATEN SEMARANG TAHUN 2009 telah dimunaqosahkan dalam Sidang Panitia Ujian, Jurusan Tarbiyah Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri Salatiga, pada hari Sabtu yang bertepatan dengan tanggal 29 Agustus 2009 dan telah diterima sebagai bagian
Seorang siswa Madrasah Ibtidaiyah (MI) di Duri Bengkalis ditemukan tergeletak masih memakai seragam sekolah dengan kondisi kaki sebelah kiri yang hancur. Kaki bocah berinisial F (13) diduga dihantam pumping unit ( pompa angguk) sumur Kulin 91 milik PT Pertamina Hulu Rokan ( PHR) ketika bermain di areal tersebut pada Senin
Realisasinyadapat dilihat pada gelaran vaksinasi kepada para siswa siswi Madrasah Ibtidaiyah (M.I.) Darussalam Jalan K.H. Wahid Hasyim II Perum TVRI Kelurahan Sempaja Barat Kecamatan Samarinda Utara, dimana saat ini merupakan vaksinasi dosis tahap kedua yang pada hari ini, Sabtu (26/02/2022).
UjianSekolah Bertandar Nasional (USBN) dilakukan oleh tiap sekolah/madrasah di akhir tahun pelajaran untuk siswa kelas 6. Soal-soal USBN ini disusun oleh pusat dan guru/KKG di masing-masing madrasah dengan bobot 20-25% (pusat) dan 75-80% (guru/KKG). Dengan beragamnya kompetensi dan kualitas guru, hal ini mengakibatkan 75-80% soal-soal USBN pun
Syamsurimenjawab semua permohonan Kepala MTsN 2 Mojokerto tentang ruang kelas besar dan permohonan yang lainnya. Ia mengatakan pihaknya akan berusaha sebaik mungkin untuk kepentingan madrasah di wilayah Provinsi Jawa Timur. Supaya pendidikan madrasah di Jawa Timur lebih baik. Sesuai motto “Madrasah Hebat Bermartabat”. (SKN. Marjoko) Editor
Untukmencapai tujuan tersebut, Direktorat Pendidikan Madrasah menyusun buku Panduan Teknis Penyusunan Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah dengan bantuan dari Australia-Indonesia Basic Education Progam (AI-BEP), yang dilengkapi dengan sejumlah dokumen pendukung yang berisi contoh penjabaran dari Standar Isi menjadi silabus dan RPP.
I2hAWH. Adaptasi dan inovasi merupakan dua hal yang sangat penting dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar pada madrasah ibtidaiyah. Adaptasi di perlukan agar madrasah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kurikulum yang di terapkan, sementara inovasi merupakan upaya buat membentuk sesuatu yg baru & tidak selaras menurut sebelumnya. Tujuan dalam penelitian adalah untuk menganalisis adaptasi dan inovasi Madrasah Ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum merdeka belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif jenis studi kasus dengan cara melakukan wawancara mendalam kepala sekolah, guru dll di Madrasah Ibtidaiyah Khusnul Khitam yang telah berhasil menerapkan kurikulum merdeka belajar. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada bulan januari 2023. Hasil penelitian inovasi ini dilakukan dengan menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Ini akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa, sehingga akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Secara keseluruhan, adaptasi dan inovasi yang dilakukan oleh madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar akan agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free Jurnal Educatio ISSN 2459-9522 Print, 2548-6756 Online Vol. 9, No. 1, 2023, pp. 386-393 This is an open access article under the CC BY-SA license. Copyright © 2023 by Author Adaptasi dan Inovasi Madrasah Ibtidaiyah Dalam Menyambut Kurikulum Merdeka Belajar Siti Aisyah*, Kustiana Arisanti, Firdaus Ainul Yaqin Universitas Islam Zainul Hasan Genggong, Probolinggo, Indonesia *Coresponding Author sitiaisyahais31 Adaptation and innovation are critical in implementing the free learning curriculum in Islamic elementary is needed so that madrasas can adapt to changes in the curriculum that are implemented, while innovation An attempt to create something new, different from before. The aim of this research is to analyze the adaptation and innovation of Madrasah Ibtidaiyah in welcoming the independent learning curriculum. The research method used is descriptive qualitative research with a case study type by conducting in-depth interviews with school principals, teachers, and students at Madrasah Ibtidaiyah Husnul Khitam who have successfully implemented the independent learning curriculum. The research was conducted for one month in january 2023. The results of this innovation research were carried out by creating creative and innovative learning methods and integrating technology into the learning process. This will make the learning process more interesting and fun for students, which will increase student motivation and learning outcomes. Overall, the adaptations and innovations made by madrasah ibtidaiyah in accepting the Free Learning curriculum will make the learning process more effective and efficient, potentially improving the quality of education received by students. Keywords adaptation; initiation; independent learning curriculum Article History Received 2023-02-07 Revised 2023-03-20 Accepted 2023-03-31 DOI Adaptasi dan inovasi merupakan dua hal yang sangat penting dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar pada madrasah ibtidaiyah. Adaptasi di perlukan agar madrasah dapat menyesuaikan diri dengan perubahan kurikulum yang di terapkan, sementara inovasi merupakan upaya buat membentuk sesuatu yg baru & tidak selaras menurut sebelumnya. Tujuan dalam penelitian adalah untuk menganalisis adaptasi dan inovasi Madrasah Ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum merdeka belajar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif deskriptif jenis studi kasus dengan cara melakukan wawancara mendalam kepala sekolah, guru dll di Madrasah Ibtidaiyah Khusnul Khitam yang telah berhasil menerapkan kurikulum merdeka belajar. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada bulan januari 2023. Hasil penelitian inovasi ini dilakukan dengan menciptakan metode pembelajaran yang kreatif dan inovatif, serta mengintegrasikan teknologi dalam proses pembelajaran. Ini akan membuat proses pembelajaran menjadi lebih menarik dan menyenangkan bagi siswa, sehingga akan meningkatkan motivasi dan hasil belajar siswa. Secara keseluruhan, adaptasi dan inovasi yang dilakukan oleh madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar akan agar pembelajaran menjadi lebih efektif dan efisien serta dapat meningkatkan kualitas pendidikan yang diterima oleh siswa. Kata Kunci adaptasi; inovasi; kurikulum merdeka belajar PENDAHULUAN Perkembangan pendidikan di Indonesia selalu diupayakan agar sesuai dengan tuntutan zaman dan sehingga memberikan manfaat yang maksimal bagi kemajuan bangsa. Salah satu perkembangan terbaru dalam pendidikan di Indonesia adalah kurikulum merdeka belajar Dermawan & Farid, 2022. Kurikulum merdeka Jurnal Educatio, 91, 2023, 386-393 Open Access belajar merupakan suatu kurikulum yang dikembangkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud dengan tujuan untuk memberikan pembelajaran yang lebih efektif dan bermakna bagi siswa. Kurikulum ini merupakan gabungan antara Kurikulum 2013 dan Kurikulum Tingkat Guru KTSP yang sebelumnya diterapkan di sekolah-sekolah di Indonesia As’ad, 2021a. Kurikulum mandiri merupakan generasi baru yang menjawab tantangan pendidikan saat ini. Kurikulum mandiri ini menawarkan kebebasan institusi dan mahasiswa dalam merancang proses pembelajaran. Faiz & Kurniawaty, 2020; Prasetyo et al, 2020; Sari, 2019 Kurikulum mandiri ini diharapkan dapat menjadi solusi bagi kesulitan belajar akibat dampak pandemi dan juga menjadi peluang untuk tumbuh dan berkembang menjadi pribadi yang menarik . keterampilan Kurikulum mandiri merupakan kurikulum yang berbeda dengan sebelumnya, di mana guru diberikan kebebasan untuk memilih format, pengalaman dan materi yang relevan tepat untuk mencapai tujuan pembelajaran Marlina, 2022. Pada saat yang sama, mereka memiliki kebebasan seluas mungkin di sisi siswa untuk mengeksplorasi keunikan mereka sendiri. Dalam pelaksanaannya, guru harus memahami kompetensi setiap siswa, sehingga pada awal pertemuan untuk pelajaran baru, guru harus mengetahui kompetensi setiap siswa yang diampu guru sebelum melanjutkan topik. Isma et al., 2022. Untuk menyambut kurikulum mandiri ini, setiap sekolah harus segera bersiap melakukan adaptasi dan inovasi dengan kurikulum baru ini, termasuk madrasah ibtidaiyah. Adaptasi dan inovasi diperlukan agar madrasah ibtidaiyah dapat mengikuti perkembangan zaman dan memberikan pendidikan yang berkualitas kepada siswanya Tsania, 2022. Selain itu, adaptasi dan inovasi juga diperlukan agar madrasah ibtidaiyah dapat memberikan kontribusi yang positif bagi perkembangan pendidikan di Indonesia. Namun, perlu diingat bahwa adaptasi dan Inovasi berfokus tidak hanya pada perubahan kurikulum, tetapi juga pada perubahan metode pembelajaran, perubahan sistem penilaian, dan perubahan struktur organisasi madrasah ibtidaiyah Rahman et al., 2023. Kurikulum Mandiri Madrasah adalah kurikulum mata pelajaran selain pendidikan Islam dan bahasa Arab yang disusun oleh Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi, dan kurikulum pendidikan Islam dan bahasa Arab yang dikembangkan khusus untuk madrasah oleh Kementerian Agama, yang telah nilai-nilainya sendiri. Implementasi kurikulum mandiri di madrasah adalah implementasi kurikulum yang memberikan ruang bagi madrasah untuk berkreativitas dan berinovasi dalam pengembangan operasional kurikulum di tingkat satuan Susapti, 2018. Dari latar belakang di atas madrasah ibtidaiyah perlu mempersiapkan diri dengan baik dalam menyambut kurikulum merdeka belajar. Hal ini dapat dilakukan dengan melakukan adaptasi dan inovasi yang tepat sesuai dengan kebutuhan dan potensi yang dimiliki oleh madrasah ibtidaiyah tersebut. Dengan demikian, penelitian ini bertujuan untuk menganalisis adaptasi dan inovasi Madrasah Ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum merdeka belajar. METODE PENELITIAN Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif deskriptif dengan jenis studi kasus. Penelitian kualitatif adalah penelitian yang menggunakan pengujian hipotesis dengan menggunakan informasi yg disusun pada bentuk istilah-istilah & bisa mengumpulkan data buat dianalisis dengan menggunakan penjelasan cerita Penelitian kualitatif adalah kumpulan informasi dari latar belakang ilmiah, yaitu tujuannya adalah menafsirkan fenomena yang muncul, di mana peneliti menjadi alat sentral. Memperoleh informasi Penelitian melalui observasi, wawancara dan dokumentasi. Instrumen pengumpulan data adalah kuesioner setelah dilakukan review terhadap hasil uji instrumen dinyatakan valid dan reliabel. Teknik wawancara dilakukan secara penuh dengan menanyakan pengalaman guru dalam melaksanakan pembelajaran mandiri bagi siswa yang mengalami proses belajar berdiferensiasi. Subjek dalam penelitian ini adalah satu responden kepala sekolah, tiga responden guru, dan tiga responden siswa di Madrasah Ibtidaiyah Husnul Khitam yang telah berhasil menerapkan kurikulum merdeka belajar. Tujuan penelitian yang dilakukan adalah untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran mandiri dengan Jurnal Educatio, 91, 2023, 386-393 Open Access strategi pembelajaran yang berbeda di suatu Sekolah dasar. Dokumentasi hanya saja untuk mendukung Penelitian ini, data yg dikumpulkan adalah Foto dan dokumen tentang profil sekolah, struktur organisasi, visi dan misi, status guru dan siswa, infrastruktur dan dokumen. Terkait lainnya. Selain itu, observasi langsung terhadap kegiatan belajar mengajar di madrasah juga dapat dilakukan untuk mengumpulkan data yang lebih kaya. Dokumentasi seperti laporan kegiatan belajar mengajar, buku pedoman, dan dokumen lain yang terkait juga dapat dijadikan sebagai sumber data. Penelitian dilakukan selama satu bulan pada bulan januari 2023. Dalam penelitian ini data yang dikumpulkan terdiri dari data primer dan data sekunder. Data primer merupakan informasi agregat atau peneliti yang diperoleh langsung dari sumber data. Sedangkan data sekunder adalah informasi yang diperoleh/dihimpun dari berbagai sumber yang ada. Teknik analisis data menggunakan grounded theory dengan prinsip-prinsip untuk membangun teori yang diturunkan dari hasil interpretasi lapangan, yang kemudian diturunkan secara induktif. Proses analisis data penelitian menggunakan teknik pemodelan Miles dan Huberman dengan tahapan multikomponen melalui reduksi data, display data dan penalaran. Tahap verifikasi akurasi Data dibuat dengan triangulasi waktu dan sumber daya. Namun, wawancara dilakukan pada waktu yang berbeda pertaannya tetap sama. Triangulasi sumber melibatkan wawancara mendalam dengan mata pelajaran yang berbeda, guru, siswa dan kepala sekolah Sutarto et al., 2020. HASIL DAN PEMBAHASAN 1. Adaptasi Madrasah Ibtidaiyah dalam Menyambut Kurikulum Merdeka Belajar Penerapan kurikulum mandiri secara terbatas bertujuan pada tiga hal Wijaya et al., 2022. Pertama, sebagai bagian dari proses penyempurnaan kurikulum sehingga memiliki dampak yang paling optimal dalam mengurangi kehilangan pembelajaran dan meningkatkan mutu pendidikan di Indonesia di masa yang akan datang. Kedua, untuk menghasilkan praktik-praktik baik bagi guru maupun kepala sekolah yang berpengalaman dalam mengadopsi kurikulum yang kemudian dapat diimbaskan pada sekolah lainnya. Ketiga, pendekatan adaptasi kurikulum secara terbatas dan bertahap juga ditujukan untuk memberikan ruang kepada daerah untuk mempersiapkan sumber daya manusia selama fase adopsi untuk memberikan penguatan kurikulum yang akan digunakan pada masa yang akan datang Singh et al., 2021. Terdapat dua tujuan penting sebagai dasar diterapkannya kebijakan ini. Pertama, pemerintah khususnya Kemendikburistek hendak memberi penegasan bahwasanya sekolah mempunyai kewenangan serta tanggung jawab untuk menggunakan kurikulum yang sejalan dengan kepribadian tiap-tiap sekolah. Kedua, diterapkannya kebijakan pilihan kurikulum ini, proses perubahannya diharapkan berjalan lancar secara bertahap. Adanya perubahan dalam kurikulum membuat semua komponen yang terlibat didalamnya ikut menghadapi kondisi Mirasandi, 2019. Proses itu memerlukan tata kelola yang baik sehingga terwujudnya tujuan yang hendak dicapai, yakni peningkatan kualitas pengajaran dan pendidikan Indonesia. Maka dari itu, Kemendikbudristek memberikan pilihan kurikulum sebagai salah satu bentuk usaha manajemen perubahan Isma et al., 2022. Madrasah Ibtidaiyah Khusnul Khatimah selalu berupaya untuk beradaptasi dengan kurikulum merseka belajar. Karena, menyambut kurikulum Merdeka Belajar merupakan proses perubahan yang dilakukan oleh madrasah ibtidaiyah dalam mengimplementasikan kurikulum baru yang diterapkan oleh pemerintah Juniarni & Ali, 2022. Kurikulum Merdeka Belajar ini didesain untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia, dengan mengutamakan pengembangan kompetensi siswa dan pembelajaran yang berbasis masalah Nurkholiq, 2022. Adaptasi ini meliputi perubahan-perubahan yang dilakukan pada kurikulum, metode pembelajaran, sarana dan prasarana, dan sumber daya manusia Fontenelle-Tereshchuk, 2021. Dalam melakukan adaptasi ini, Madrasah Ibtidaiyah Khusnul Khatimah harus mengubah kurikulum yang sebelumnya berbasis kognitif menjadi kurikulum yang berbasis kompetensi. Metode pembelajaran juga harus diubah dari metode yang berpusat pada guru menjadi metode yang berpusat pada siswa. hal ini sesuai dengan pendapat Rahman et al. 2023 yang menyatakan bahwa dalam kurikulum merdeka belajar, metode pembelajaran yang digunakan harus berpusat pada siswa, guru tidak lagi menjadi pusat pengetahuan yang Jurnal Educatio, 91, 2023, 386-393 Open Access mentrasfer pengetahuannya kepada siswa. Kurikulum merdeka belajar menekankan pada pengajaran yang menyenangkan yang mengarah pada pembelajaran yang aktif dan menyenangkan As’ad, 2021a. Keterampilan seorang guru dapat melakukan beberapa hal dengan adaptasi Proses pembelajaran dalam kurikulumnya di Madrasah Ibtidaiyah Khusnul Khatimah adalah guru menciptakan suasana belajar yang dapat memotivasi siswa untuk belajar. Guru memiliki kemampuan untuk memelihara keinginan siswa yang meliputi Konsep material, proses persiapan material, dan strategi pemecahan masalah. , dan penilaian dipakai pada proses pembelajaran , dan guru dapat merancang dan mengatur Lingkungan belajar yang nyaman, aman, dan kompeten mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam setiap pelajaran, yang juga sesuai dengan gaya belajar, minat, dan kemampuan siswa yang sesuai. Madrasah ibtidaiyah harus mengubah materi pelajaran yang di ajarkan sesuai dengan kurikulum merdeka belajar. Hal ini dilakukan untuk menyesuaikan materi pelajaran dengan standar yang di tetapkan oleh pemerintah. Selain itu madrasah ibtidaiyah juga harus mengubah metode pengajaran yang di gunakan. Evaluasi juga merupakan bagian penting dari proses adaptasi Madrasah Ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum merdeka belajar. Evaluasi harus dilakukan secara teratur untuk mengevaluasi kurikulum baru dan untuk mengevaluasi kinerja gru dan siswa Tsania, 2022. Sarana dan prasarana harus diperbaiki dan diperbaharui sesuai dengan kebutuhan kurikulum Merdeka Belajar, serta sumber daya manusia harus ditingkatkan melalui pelatihan dan pendidikan Rahmadani et al., 2022. Sejalan dengan hasil penelitian Dermawan & Farid, 2022 menyebutkan Penerapan kurikulum mandiri MI/SD memberikan kesempatan bagi guru MI/SD untuk benar-benar mandiri di dalam kelas dan bagi siswa MI/SD untuk belajar mandiri. Tiap-tiap pengajar memiliki gaya mengajar sendiri-sendiri dalam pembelajaran. Terlepas dari gaya belajar dan gaya mengajar yang digunakan, hal terpenting adalah proses belajar mengajar bisa berjalan secara optimal guna pencapaian tujuan pembelajaran yang hendak diwujudkan. Dalam artikel ini akan dipaparkan lebih lanjut mengenai pengembangan strategi pembelajaran SD/MI yang inovatif dalam implementasi kurikulum merdeka. Secara umum, adaptasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar diharapkan dapat meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia dan menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang dibutuhkan dalam era globalisasi. Namun perlu diingat bahwa implementasi kurikulum Merdeka Belajar harus dilakukan dengan baik dan tepat agar dapat memberikan dampak yang positif bagi peningkatan kualitas pendidikan di madrasah ibtidaiyah. 2. Inovasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum merdeka belajar Proses pembelajaran, berdasarkan kurikulum mandiri, bertujuan untuk memperkuat keterampilan membaca dan matematika siswa. Para siswa dibimbing untuk dapat Mencari informasi, memahami dan berpikir atau memutuskan Bradley, 2020. Selain itu, peserta didik juga bukan hanya diarahkan untuk mengetahui, memahami, dan mengaplikasikan konsep, tetapi juga mampu menganalisis, mengevaluasi, dan mengkreasi Istaryaningtyas et al., 2021. Penerapan pendekatan saintifik yang dikenal dengan 5M mengamati, menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasi dan mengkomunikasikan juga dapat menjadi salah satu cara untuk meningkatkan kemampuan membaca dan berhitung siswa. Tinggal mengoreksi, menggunakan Model atau metode sesuai dengan sifat materi dan karakteristik siswa. Islamy, 2019. Inovasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar merupakan suatu upaya untuk meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah ibtidaiyah Bashir et al., 2021. Kurikulum Merdeka Belajar yang diterapkan oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Kemendikbud merupakan salah satu inovasi yang diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran di madrasah ibtidaiyah Islamy, 2019. Fase dan progres inovasi pembelajaran di MI Husnul Khitam pada program kurikulum merdeka belajar yaitu menyimak dengan penipuan seperti siswa dapat meninjau informasi yang telah mereka dengar. Pidato interaktif, i. H. siswa mengetahui bagaimana membentuk interaksi dengan wacana tulis sederhana. Membaca-melihat interaktif, i. H. siswa dapat secara interaktif mencerna dan merenungkan beberapa paragraf, teks tertulis, atau sumber daya visual. Tulisan dan penunjuk yang menarik, d. H. siswa dapat menggabungkan Jurnal Educatio, 91, 2023, 386-393 Open Access dan menjelaskan kalimat menjadi paragraf dalam percakapan terbatas, membentuk rangkaian dua atau tiga paragraf yang berhubungan secara logis. Madrasah Ibtidaiyah Khusnul Khatimah menyambut kurikulum merdeka belajar dengan berupaya melakukan beberapa inovasi pendidikan. Salah satu inovasi yang dilakukan adalah dengan menerapkan kurikulum yang lebih fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan siswa. Kurikulum Merdeka Belajar lebih menitikberatkan pada pembelajaran yang berbasis kompetensi, sehingga siswa dapat belajar sesuai dengan minat dan kemampuannya. Dengan demikian, siswa dapat mengejar cita-cita mereka dan menjadi lebih berkembang secara optimal Wijaya et al., 2022. Selain itu, inovasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar juga dilakukan dengan meningkatkan kualitas guru dan tenaga pendidik Yunida et al., 2022. Guru dan tenaga pendidik diberikan pelatihan dan pendidikan yang diperlukan untuk dapat mengajar dengan metode yang sesuai dengan kurikulum Merdeka Belajar. Dengan demikian, guru dan tenaga pendidik dapat menyampaikan materi pembelajaran dengan lebih baik dan efektif Susapti, 2018. Inovasi madrasah ibtidaiyah juga dilakukan dengan meningkatkan sarana dan prasarana pembelajaran As’ad, 2021. Madrasah ibtidaiyah dibekali dengan peralatan dan Media pembelajaran yang dapat membantu siswa belajar. Selain itu, madrasah ibtidaiyah juga dibekali dengan fasilitas internet sehingga siswa dapat mengakses berbagai sumber belajar di internet Dziuban et al., 2018. Inovasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar juga dilakukan dengan meningkatkan kerja sama dengan masyarakat. Madrasah ibtidaiyah bekerja sama dengan masyarakat dalam menyelenggarakan kegiatan-kegiatan yang bermanfaat bagi siswa Naparan & Alinsug, 2021. Selain itu, madrasah ibtidaiyah juga bekerja sama dengan perusahaan dan instansi lain untuk menyediakan program magang dan kerja sama lainnya. Inovasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum Merdeka Belajar merupakan suatu Upaya peningkatan mutu pendidikan di Madrasah Ibtidaiyah. Kurikulum merdeka belajar merupakan suatu kurikulum yang didasarkan pada prinsip-prinsip kemerdekaan belajar, yaitu, untuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk belajar sesuai dengan itu minat dan potensei mereka Dermawan & Farid, 2022. Inovasi yang dapat dilakukan dalam menyambut kurikulum merdeka belajar di madrasah ibtidaiyah antara lain 1 Penerapan metode pembelajaran yang berbasis pada kegiatan siswa. Metode ini menaruh kesempatan pada anak didik untuk mengeksplorasi, mencari, dan menemukan pengetahuan sendiri yang di perlukan; 2 Penggunaan teknologi informasi dan kumunikasi TIK dalam pembelajaran. Teknologi ini dapat digunakan juga untuk meningkatkan interaksi antara siswa dan guru, serta memudahkan siswa dalam mencari informasi dan sumber belajar; 3 Penerapan kurikulum yang fleksibel dan adaptif. Kurikulum ini memungkinkan siswa untuk menemukan minat mereka dan potensi mereka, sehingga dapat meningkatkan motifasi belajar siswa; dan 4 Penggunaan pendekatan pembelajaran dan ini menekankan pada pengembangan kompetensi social, emosional, dan spiritual siswa, sehingga dapat meningkatkan kualitas pribadi siswa. Sejalan dengan penelitian Dermawan & Farid 2022, terdapat beberapa langkah implementas strategi pembelajaran Madrasah Ibtidaiyah yang inovatif dalam kurikulum merdeka yaitu a Rute Adopsi Kurikulum Merdeka Secara Bertahap Pendekatan strategis ini merupakan langkah dalam hal pemberian fasilitas kepada satuan pendidikan dalam pengenalan kesiapan guru, dan pihak sekolah sebagai dasar penentuan opsi implementasi kurikulum merdeka dan memberi evaluasi periodik berkisar 3 bulan guna pemetaan keperluan penyesuaian dukungan implementasi kurikulum merdeka dari pemerintah pusat maupun pemerintah daerah. b Menyediakan Asesmen & Perangkat Ajar High Tech Pendekatan strategi ini memakai teknologi informasi dan komunikasi TIK yang memiliki fungsi dalam penyediaan bermacam opsi asasemen dan bahan ajar seperti buku teks, modul ajar. c Menyediakan Pelatihan Mandiri & Sumber Belajar Guru High Tech Pendekatan strategi ini turut memkai teknologi informasi dan komunikasi yang memiliki fungsi dalam pelaksanaan pelatihan madiri kurikulum merdekayang bisa diakses secara online oleh tenaga Jurnal Educatio, 91, 2023, 386-393 Open Access pengajar guna mempermudah penerapan kurikulum merdeka yang disertakan dengan adanya sumber pembelajaran berupa video, podcast, atau ebook yang mudah dalam pengaksesannya serta dapat disalurkan melalui media penyimpanan flashdisk Azzahra et al., 2013. c Penyediaan Narasumber Kurikulum Merdeka High Touch Pendekatan ini dipakai dalam menyediakan narasumber kurikulum merdeka dari Sekolah Penggerak SP atau Sekolah Menengah Kejuruan Pusat Keunggulan SMK-PK yang sudah menerapkan kurikulum merdeka. d Memfasilitasi Pengembangan Komunitas Belajar High Touch Komunitas belajar dibentuk oleh lulusan guru penggerak atau oleh pengawas sekolah sebagai tempat untuk berbagi media ataupun konten tentang kurikulum merdeka di internal satuan pendidikan maupun lintas satuan pendidikan Amri et al., 2022. Inovasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum merdeka merdeka belajar ini merupakan suatu keharusan untuk meningkatkan kualitas pendidikan di madrasah ibtidaiyah Herlianti et al., 2015. Dengan menerapkan inovasi tersebut, harus meningkatkan dan meningkatkan motivasi siswa, serta meningkatkan kompetensi siswa dalam berbagai bidang. KESIMPULAN Penerapan kurikulum Kemerdekaan Belajar di MI Husnul Khitam diatur atau dikelola melalui alur manajemen mutu pembelajaran yang tepat. Mulai dari perencanaan, kepala sekolah sebagai leader menerapkan proses manajemen dengan memberikan kebijakan, sosialisasi arahan, mengorganisir tim pengembangan dan perencanaan kurikulum departemen, memimpin dan memantau pelaksanaan pembelajaran, dan hasil pembelajaran dan kemajuan pelaksanaan Pembelajaran Merdeka Kurikulum. Adaptasi dan inovasi madrasah ibtidaiyah dalam menyambut kurikulum merdeka belajar sangat penting untuk meningkatkan kualitas pembelajaran dan menyiapkan siswa menghadapi tantangan masa depan. Adaptasi meliputi perubahan dalam proses pembelajaran, pengembangan sumber daya, dan peningkatan kompetensi guru. Inovasi meliputi penggunaan teknologi & metode pembelajaran yg inovatif buat menaikkan output belajar siswa. Madrasah ibtidaiyah harus memastikan bahwa adaptasi dan inovasi dilakukan dengan baik untuk mencapai tujuan kurikulum merdeka belajar. DAFTAR PUSTAKA As’ad, M. 2021. Adaptation Into Islamic Education An Approach to Redesigning a Sustainable Islamic Education in the Post Pandemic Era. AKADEMIKA Jurnal Pemikiran Islam, 261, 19. Azzahra, B., Vernanda, S. G. W., Maisyah, R., & Imansari, F. P. 2013. Real Curriculum Adaptation In Indonesia. Literasi,11. Bashir, A., Bashir, S., Rana, K., Lambert, P., & Vernallis, A. 2021. Post-COVID-19 Adaptations; the Shifts Towards Online Learning, Hybrid Course Delivery and the Implications for Biosciences Courses in the Higher Education Setting. Frontiers in Education, 6, 711619. Crosby, R. M. H., Joy. 2000. AMEE Guide No 20 The good teacher is more than a lecturer - the twelve roles of the teacher. Medical Teacher, 224, 334–347. Dermawan, H., & Farid, A. 2022. Pengembangan Strategi Pembelajaran MI/SD yang Inovatif dalam Implementasi Kurikulum Merdeka. Dziuban, C., Graham, C. R., Moskal, P. D., Norberg, A., & Sicilia, N. 2018. Blended learning The new normal and emerging technologies. International Journal of Educational Technology in Higher Education, 151, 3. Jurnal Educatio, 91, 2023, 386-393 Open Access Faiz, A., & Kurniawaty, I. 2020. Konsep Merdeka Belajar Pendidikan Indonesia Dalam Perspektif Filsafat Progresivisme. Konstruktivisme Jurnal Pendidikan Dan Pembelajaran, 122, 155-164. Fontenelle-Tereshchuk, D. 2021. ‘Homeschooling’ and the COVID-19 Crisis The Insights of Parents on Curriculum and Remote Learning. Interchange, 522, 167–191. Herlianti, P. S., Linuwih, S., & Dwijananti, P. 2015. Independent Learning Strategy Of Natural Science With “One Day One Diary For Science†Program. 112. Irawati, D., Najili, H., Supiana, S., & Zaqiah, Q. Y. 2022. Merdeka Belajar Curriculum Innovation and Its Application in Education Units. Islamy, M. I. 2019. Developing Concept Approach Based Textbooks of Social Sciences Course for Madrasah Ibtidaiyah Teacher Education. Al Ibtida Jurnal Pendidikan Guru MI, 61, 90. Isma, C. N., Rina Rahmi, & Hanifuddin Jamin. 2022. Urgensi Digitalisasi Pendidikan Sekolah. AT-TA’DIB JURNAL ILMIAH PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM, 129–141. Istaryaningtyas, I., L., S., & E., H. 2021. Management of the Independent Learning Curriculum during the Covid-19 Pandemic. Journal of Education Research and Evaluation, 52, 176. Juniarni, C., & Ali, N. 2022. Developing Innovation and Based on Smart Madrasah Model in Malang. 61. Marlina, T. 2022. Urgensi dan implikasi pelaksanaan kurikulum merdeka pada sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah. In Prosiding Seminar Nasional Pendidikan Ekonomi Vol. 1, No. 1, pp. 67-72. Mirasandi, I. 2019. Curriculum Adaptation in Learning Student with Special Needs at Inclusive Schools Surakarta City. IJDS Indonesian Journal of Disability Studies, 61, 42–46. Naparan, G. B., & Alinsug, V. G. 2021. Classroom strategies of multigrade teachers. Social Sciences & Humanities Open, 31, 100109. Nurkholiq, A. 2022. Adaptasi Kurikulum Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM Berbasis Kkni Model MBKM Program Studi di Perguruan Tinggi Keagamaan Islam. 21. Prasetyo, M. A. M., Bashori, B., & Lailisna, N. N. 2020. Strategy of boarding school Pesantren education in dealing with the COVID-19 pandemic. Khalifa Journal of Islamic Education, 42, 142-160. Rahmadani, A., Syariful, S., & Restavia, O. 2022. Dampak Program Kampus Mengajar Terhadap Keterampilan Pemberian Layanan Bimbingan Konseling di Sekolah Dasar Studi Kualitatif pada Mahasiswa BKI Universitas Al-azhar Indonesia. JURNAL Al-AZHAR INDONESIA SERI HUMANIORA, 71, 66. Rahman, R. A., Huda, M., Astina, C., & Faida, F. 2023. Adaptasi Kurikulum Merdeka Belajar Mata Pelajaran Bahasa Arab di SMP Takhassus Al-Qur’an Wonosobo. Lisanan Arabiya Jurnal Pendidikan Bahasa Arab, 62, 265–284. Sari, R. M. 2019. Analisis Kebijakan Merdeka Belajar Sebagai Strategi Peningkatan Mutu Pendidikan. PRODU Prokurasi Edukasi Jurnal Manajemen Pendidikan Islam, 11. Singh, J., Steele, K., & Singh, L. 2021. Combining the Best of Online and Face-to-Face Learning Hybrid and Blended Learning Approach for COVID-19, Post Vaccine, & Post-Pandemic World. Journal of Educational Technology Systems, 502, 140–171. Jurnal Educatio, 91, 2023, 386-393 Open Access Susapti, P. 2019. Implementasi Pendekatan Saintifik pada Pembelajaran IPA Berbasis Muatan Lokal di MI Mangunsari Kota Salatiga. Sutarto, S., Sari, D. P., & Fathurrochman, I. 2020. Teacher strategies in online learning to increase students’ interest in learning during COVID-19 pandemic. Jurnal Konseling Dan Pendidikan, 83, 129. Tsania, F. Q. P. 2022. Analisis Kesiapan dalam Menerapkan Kurikulum Merdeka di Madrasah Ibtidaiyah Manbail Futuh Jenu. 71, 513–517. Wijaya, S., Syarif Sumantri, M., & Nurhasanah, N. 2022. Implementasi Merdeka Belajar Melalui Strategi Pembelajaran Terdiferensiasi di Sekolah Dasar. Didaktik  Jurnal Ilmiah PGSD STKIP Subang, 82, 1495–1506. Yunida, H., Tjalla, A., & Sarifah, I. 2022. The Independent Campus Learning Towards Industrial Revolution International Journal of Social Science And Human Research, 0510, 4582–4586. ... Kurikulum di MI juga harus fleksibel dan adaptif terhadap perkembangan zaman. Hal ini penting untuk memastikan bahwa materi pembelajaran yang disampaikan kepada siswa relevan dengan kebutuhan mereka dan mampu mempersiapkan mereka untuk berkompetisi di era global Aisyah et al., 2023. Oleh karena itu, MI perlu secara berkala mengevaluasi dan merevisi kurikulum mereka untuk memastikan kualitas dan relevansi materi yang diajarkan. ...Suharyanto SuharyantoTujuan – Penelitian pustaka ini bertujuan untuk mendeskripsikan strategi dalam menciptakan madrasah ibtidaiyah yang unggul. Metode – Penelitian pustaka tentang strategi menciptakan madrasah ibtidaiyah unggul dan berkualitas menggunakan metode studi literatur atau deskriptif-analitis, yang bertujuan untuk mengidentifikasi dan menganalisis berbagai strategi yang dapat digunakan oleh MI untuk meningkatkan kualitas pendidikan mereka. Studi literatur dilakukan melalui pencarian literatur terkait dari berbagai sumber seperti jurnal, buku, artikel, dan publikasi lainnya yang relevan dengan pengembangan MI. Data-data yang diperoleh kemudian dianalisis secara kualitatif dengan mengidentifikasi tema dan pola-pola tertentu yang muncul dalam literatur tersebut. Hasil analisis kemudian disusun dalam bentuk ringkasan, sintesis, dan kesimpulan yang dapat dijadikan sebagai acuan dalam pengembangan strategi untuk meningkatkan kualitas pendidikan di MI. Hasil – Hasil penelitian adalah pengembangan MI perlu diarahkan untuk dapat menghasilkan lulusan yang bermutu. Untuk itu perlu berusaha keras untuk meraih prestasi baik akademik maupun non akademik, madrasah harus mempunyai terobosan/kiat-kiat untuk menciptakan madrasah ibtidaiyah unggul sebagai berikut 1 Melaksanakan Manajemen Berbasis Madrasah; 2 Pembentukan nilai–nilai Karakter Siswa; 3 Mengadakan muatan lokal; 4 Berani mengadakan ektrakurikuler, life skill yang spesifik dan dibutuhkan dalam kehidupan sehari-hari; 5 Menghindari kepemimpian sentralitas figur; 6 Mencetak guru super dari madrasah itu sendiri; 7 Memberdayakan perpustakaan; 8 Madrasah mengadakan lomba rutin; 9 Sarana dan prasarana yang lengkap; 10 Promosi Aulia RahmanMiftahul HudaChairani AstinaFarah FaidaThe research departs from the problem that the Merdeka Belajar-Kampus Mengajar MBKM curriculum requires the principle of independent learning to be implemented in the management of education and learning. Meanwhile, the position of the Arabic subject at SMP Takhassus Al-Qur'an Wonosobo includes local content, the school's particular scientific core. In addition, the Arabic at the school has a specific orientation and learning outcomes. The paper aims to discuss and describe the management of the MBKM curriculum for the Arabic subject at Takhassus Al-Qur'an Middle School including planning, organizing, implementing, and evaluating the curriculum, and obstacles and efforts to overcome the barriers in the implementation of the curriculum management. The research method used is descriptive qualitative with case studies—data collection techniques using interviews, observation, and documentation. The research subjects were deputy head 1 of curriculum and Arabic teachers. The results of his research stated that the implementation of the Merdeka Learning curriculum for Arabic subjects had carried out an educational management flow that was by its stages, namely planning, organizing, implementing, and supervising. Even so, the obstacles in the implementation of the curriculum as the quality of education still encounter obstacles. These constraints require schools to apply the Free Learning curriculum with the principle of adaptation. Aiman FaizImas KurniawatyTujuan penelitian ini mendeskripsikan fenomena terkait dengan kebutuhan pendidikan Indonesia dalam menghadapi tantangan abad ke-21. Hal yang utama dalam artikel ini adalah konsep filsafat progresivisme John Dewey yang di integrasikan dengan konsep pendidikan Indonesia. Dalam penelitian ini menggunakan Library research untuk mengeksplore konsep-konsep yang relevan. Adapun pendekatan penelitian yang digunakan adalah kualitatif dengan metode deskriptif, tujuannya melakukan pengamatan terhadap fenomena pendidikan di Indonesia. Hasil penelitian menunjukkan sistem pendidikan Indonesia yang saat ini dikonsepkan oleh Mendikbud Nadiem Makarim merujuk pada konsep pemikiran filsafat progresivisme John Dewey. Hal yang utama dalam konsep tersebut menekankan bahwa manusia harus mengikuti perkembangan zaman begitu juga sistem pendidikan. Hal ini sejalan dengan konsep live long education. Aspek lainnya adalah pentingnya pengembangan skill dan performance karakter. Pengembangan karakter menjadi penting untuk menyeimbangkan antara kemampuan intelegensi dan karakter. Disamping karakter, pendidikan harus mampu mengembangkan pemikiran kritis dan kreatif, sehingga dapat menemukan hal-hal baru dan mampu menghasilkan lulusan dengan memiliki jiwa entrepreneurship yang mampu mengelola negara dan segenap potensinya. Dengan adanya penelitian ini menjadi langkah awal bagi para peneliti dan praktisi dibidang pendidikan untuk mengembangkan konsep pendidikan Indonesia yang berlandaskan pada konsep-konsep pendidikan yang sesuai dengan kondisi zaman dan tantangan saat ini. Jitendra SinghKeely SteeleLovely SinghThe coronavirus disease 2019 COVID-19 pandemic has changed the landscape of higher education. As academic institutions across the world continue to deal with the global health crisis, there is a need to examine different instructional approaches including online, hybrid, and blended learning methods. This descriptive study provide an in-depth review of the history of blended learning, evolution of hybrid model of instruction, preparedness of faculty with minimal or no experience in online teaching, and lessons learned as faculty worked on navigating COVID-19 situation since early 2020. A fish-bone analysis, a visual and structured approach to identify possible causes of problem, has been used to present the problems faced by faculty during the pandemic. A detailed Strength–Weakness–Opportunities–Threat analysis of blended/hybrid learning has been presented. An evidence-based approach on how instructors can combine the best of both traditional and online instruction to offer engaging learning experiences for students has been described. This research provides valuable insights to faculty and administrators who are preparing to teach during a pandemic and making efforts to academically survive IstaryaningtyasSilviana reason for this examination was to inspect the status, all things considered, ranging from teachers, learning facilities, students and school partnerships, namely the school committee parents of students. on the one hand, the readiness of some teachers in mastering technology is still not optimal as a demand for distance learning and the school is not yet optimal in disseminating the curriculum for independent learning or the enactment of the curriculum during the pandemic. This investigation utilizes an illustrative subjective technique which means analyzing and afterward describing the problem obviously, sourced from library research with metaphysical realism as the approach. To help understudies influenced by the pandemic and possibly left behind, instructors are required to complete a symptomatic evaluation. The aftereffects of the appraisal are utilized as the reason for choosing learning procedures and giving healing or extra exercises to understudies who are generally given up. Daniela Fontenelle-TereshchukThe COVID-19 crisis forced schools to temporarily close from March 2020 to June 2020, producing unpredictable changes in instructional contexts and patterns. A new concept of 'homeschooling' emerged which required parents to support the implementation of the curriculum through remote learning. This article is based on a case study focusing on the perceptions of experiences of ten parents of Elementary school children during the school lockdown in Alberta, Canada. Parents argue that the schools' demands on them were unreasonable. These added to the stress of the quarantine and professional losses, and to the burden of working full-time, fulfilling household responsibilities, and having children rely mostly on parents to deliver an often brief, 'shallow' weekly lesson plan that lacked clear expectations and reliable assessment pieces. Parents also strongly cast doubts on the popular reliability of online education by suggesting the unsuitability of online tools to promote independent learning among young children. The study may provide valuable contributions to further inform how to better support learning from home during this ongoing study examines the classroom strategies of the ten multigrade teachers of East district of Tukuran, Zam-boanga del Sur, Philippines. The research environment has numerous remote elementary schools. It has six multigrade schools in which all teachers were handling two grade levels. The primary data collection method used is a semi-structured one on one interview. The results of the study informed that the classroom strategies of multigrade teachers include Classroom Management, Collaborative Learning, Using Differentiated Instruction, Connecting the Teaching to Real-life Situations, Integrating Technology in Teaching, and the flexibility of the Teacher. Despite these limitations and challenges that the teachers and pupils encountered in this multigrade school, they strived hard and tried their best to be meaningful and productive. There are several successful techniques that these multigrade teachers used to enhance the abilities and skills of the learners that bring them to compete in big schools. There are a lot of good things that came out precisely the classroom strategies of multigrade teachers. Thus, Multigrade teaching can be more beneficial to learners when they apply strategies that promote the interest of the WijayaMohammad Syarif SumantriNina NurhasanahPenelitian ini memakai metode penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif, Teknik Pengumpulan data adalah observasi, wawancara dan dokumentasi. Sedangkan instrumen pengumpulkan data menggunakan angket yang telah dilakukan pengujian validitas dan reliabel berdasarkan hasil perhitungan uji coba instrumen. Subjek penelitian merupakan siswa pada kelas V sebanyak 32 siswa dan guru sejumlah 16 orang, di Sekolah Dasar Negeri Palurahan 2 Kabupaten Pandeglang. Ditemukan bahwa pemahaman guru tentang pembelajaran terdiperensiasi sebesar 19% guru sudah sangat paham, sebesar 25% guru memahami, sebesar 19% cukup paham, dan sebesar 38% guru tidak paham tentan pembelajaran terdiferensiasi. Dan data yang diperoleh terhadap pemahaman siswa melalui pembelajaran terdiferensiasi ditemukan 63% siswa sebesar menyatakan mudah paham pada materi yang diberikan guru, sebanyak sebesar 25% menyatakan cukup paham, sedangkan sebesar 13% menyatakan tidak paham terhadap materi yang diberikan oleh guru dengan mengunakan pembelajaran terdiferensiasi yang disesuaikan gaya belajar pada siswa. Sedangkan gaya belajar siswa diperoleh data gaya belajar aoditori sebesar 31% siswa, dengan visual sebesar 44% siswa, dan sebesar 25% siswa memiliki gaya kinestetik dalam Yunida Awaluddin TjallaIva SarifahThe Independent Learning and Independent Campus are new curricula initiated by the Minister of Education and culture. This curriculum is in line with the character of young people in this digitalization era. Where today's young people have more interests and talents that are different from the past, therefore today is said to be the millennial era. Where today's young people do not want to be confined from the desire to be creative according to their interests, talents and potential according to their era. This idea is inseparable from the experience of the Minister of Education and culture abroad. He wants to develop the experience he got while abroad in Indonesia. Along with this digital era, Indonesia must be ready for the industrial revolution With the implementation of independent learning and independent campuses, learners can fill their skills by participating in extracurricular activities in the form of courses, internships/work practices, Student Exchanges, Teaching Assistance in Education Units, Research/Research, Entrepreneurial Activities, Independent Studies/Projects and developing villages/ thematic real work lectures. Where this activity is carried out within the Study Program and outside the Study Program. The government hopes that after completing education, they can immediately prepare themselves to enter the world of work. So that college graduates are ready to use. Both enter the world of work and the world of entrepreneurship. So that there will be no more unemployment in Indonesia, because young people are ready to compete in the national and international arena. So that it can welcome the era of the industrial revolution JuniarniNur AliConcept of smart madrasah is created as a response on complexity of challenges in education world. This research aims to determine the model of smart madrasah in Malang city. The development model is determined by measuring madrasah readiness level for information and communication technology. This research is mix method using consequential explanatory strategy through quantitative stage in data collection technique and then the data analysis is followed by qualitative in interpretation stages of overall analysis. Research location is Al Izzah senior high school Batu having high potential in implementing Smart Madrasah. Results of the research show that the madrasah has e-readiness on ICT by %, e-literacy level on ICT by %.Anisa RahmadaniSyariful SyarifulOca Restaviap> Kampus Mengajar as a part of Merdeka Belajar Kampus Merdeka MBKM policy is seen as an effort to advance and promote education quality. This study aims to provide a description of the extent to which the Kampus Mengajar program contributes to the skills of providing counseling and guidance services at the elementary school level. Using descriptive qualitative with purposive sampling to recruit respondents with the criteria of Islamic Counseling Guidance study program students who participate the Kampus Mengajar program batch I and 2 n = 9. The data analysis technique uses theme analysis. Results found additional skills that respondents acquired during the assignment of the Kampus Mengajar program is communication skills, open learning skills, report cards building skills, observation skills, and increased ability to empathize. The results of the study also show that in practice the Teaching Campus program provides space to practice the skills of implementing guidance and counseling services in primary schools. Keywords - Guidance and counseling, Kampus mengajar, Primary school.